Novel ONE'S HOPE karya Yoshioka Futaba (INTRO - Chapter 1)

SALAM DARI PENULIS 
 
Hallo semua para pembaca setia blog Yoshioka Futaba. Kali ini, aku akan memposting novel karya pertamaku dengan judul "ONE'S HOPE"

Novel ini mulai aku tulis sejak tahun 2019 lalu, dan dalam penyelesainnya membutuhkan waktu sekitar satu tahun lamanya. Novel ini menceritakan tentang sebuah perjuangan seorang anak muda dalam menemukan jawaban atas hidupnya. Novel ini akan terdiri dari 18 Chapter.  

Penulis tidak akan memberikan sinopsis lengkap terkait cerita ini, mohon selalu mengikuti update an terbaru blog ini untuk mengetahui keseluruhan isi novel. 


_____________________________


Why are stars brighter at this time of year? | Astronomy ...

 

INTRO
 
Di suatu malam terdapat seorang gadis yang berdiri di tengah jalan dengan mengenakan mantel hitam dan sepatu hak tinggi, ia membawa sebuah payung bergambar bintang sambil tersenyum tipis menatap langit. Malam itu terasa begitu dingin karena sang langit sedang mengeluarkan air matanya. Kemudian Jalanan itu juga tampak begitu ramai dengan gemerlap lampu berwarna biru putih yang berjejer di sepanjang jalan. Cahayanya begitu selaras seperti para bintang yang berkilauan di atas langit, sehingga membuat jalan itu terlihat seperti planet satrunus yang dikelilingi oleh cincinnya. 

Waktu telah menunjukan pukul 08.00 malam, setelah beberapa saat menatap langit, gadis itu kembali melangkahkan kakinya menuju ke sebuah tempat duduk yang ada di pinggir jalan tersebut. Ia mengeluarkan handpone yang ada di dalam tasnya dan sepertinya ingin menguhubungi seseorang, namun belum sempat ia mengambil handphone, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekati sang gadis. Dan kini di depan gadis itu terdapat seorang pria dengan tinggi 183 cm yang mengenakan mantel coklat. Pria itu bertanya pada sang gadis :  

" Apa aku telah membuatmu menunggu begitu lama ? (Pria ini memiliki suara dengan tone nada yang cukup rendah, terasa sedikit berat dan sangat maskulin) 

Melihat pria yang ada di depannya, sang gadis tidak bereaksi apa-apa dan tampak sedikit terkejut. Di tengah keterkejutan sang gadis, sang pria tampak tersenyum lebar dengan mata yang hampir menyipit. 

Melihat senyuman dari pria yang ada di hadapannya, sang gadis kemudian tersadar dari lamunannya dan menjawab : 

"Bukankah aku yang telah membuat mu Menunggu begitu lama ?"
(Gadis itu menjawab pertanyaan pria tersebut dengan nada suara melengking yang sedikit terdengar mengejek, akan tetapi ia mengatakannya sambil tersenyum begitu lebar seperti bulan sabit)

Kini mereka berdua hanya saling menatap dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Hingga beberapa saat kemudian, tiba-tiba terdengar suara gelak tawa yang muncul dari kedua orang ini, sebuah tawa yang terdengar begitu keras hingga membuat setiap orang yang ada di jalan itu menoleh ke arah mereka. Setelah selesai tertawa begitu keras, sang gadis berkata : 

"Ini sangat melelahkan"
"Yah, kau benar" jawab pria itu
"Ayo kita akhiri ini " ..
(Suara singkat yang keluar dari mulut sang gadis membuat suasana kembali menjadi tenang)

Secara perlahan pria tersebut mendekati sang gadis, ia mengelus kepala sang gadis dengan lembut sambil sambil berkata :

"Aku tau" 

Mendengar kalimat yang di ucapkan pria tersebut, sang gadis menangis begitu keras hingga terlihat beberapa kali menyeka air matanya,

"Dinding itu, apa aku telah berhasil melewatinya? "
"..........." (Pria itu hanya terdiam sesaat sambil meletakkan kedua tangannya pada wajah si gadis). 
"Dinding yang mana ? " (Jawab pria itu dengan suara yang begitu lembut dan dalam.
"Light" (Sang gadis memangil nama pria itu dengan suara yang sedikit gemetar)
 "Apa aku benar-benar berhasil?" 

Pria itu tampak terkejut, lalu mengangguk dan tersenyum pada sang gadis kemudian ia memeluknya dengan erat. Dan menjawab : 

"Gadis bodoh" 


********************

Cerita Bersambung dibawah ini...........


 


 Chapter 00 : Introduction 

~ Damaya

Pernahkah kalian bertanya pada Tuhan alasan kenapa kalian diciptakan ? Sebuah pertanyaan yang mungkin butuh waktu lama untuk menemukan jawabannya. Ketika aku kecil, aku pernah bertanya hal itu pada ibukku,

"Bu, kenapa Tuhan menciptakan kita?"
 
"Tentu saja untuk sebuah alasan anakku"
 
"Apa itu bu ?"
 
"Ibu tidak bisa menjawabnya, karena setiap orang memiliki jawabannya sendiri"
 
"Apa ibu sudah menemukan jawabannya?"
 
"Tentu saja"
 
"Apa itu bu ?"
 
"Menjadi malaikat penjaga mu"
 
"...... (Aku pun tertegun mendengar jawaban ibu dan segera memeluknya dengan sangat erat)"
 
Kemudian ibu mengelus kepalaku sambil berkata :
 
"Di masa depan nanti, ibu yakin, Anakku adalah bintang yang kelak akan bersinar terang dan menyinari dunia kecil yang ia buat"
Kadang aku bertanya-tanya maksud dari ucapan ibu pada waktu itu. Sebenarnya wajar saja jika aku tidak memahaminya, karena pada saat itu usiaku baru menginjak 10 tahun.

*******************

Malam ini begitu dingin, aku duduk di atas balkon sambil menatap bintang di langit bersama kedua orang temanku. Suasana balkon terasa hangat, karena berhiaskan lampu kelap-kelip berwarna oranye di setiap sudut ruangan. Serta wangi bunga sedap malam yang semerbak. 

Saat ini aku berusia 16 tahun. Aku bersekolah di salah satu sekolah terbaik di negara ini yaitu Harwa High School. Tidak seperti sekolah pada umumnya, Harwa High School memiliki jurusan seperti layaknya di perguruan tinggi, contohnya saja seperti Jurusan Musik, Antariksa, Matematika, Sosial, dan masih banyak yang lainnya.

Tidak hanya jurusannya saja, sekolah ini memiliki penampilan fisik yang luar biasa indah, itu karena di setiap sudut sekolah memiliki nuansa yang berbeda-beda dan memiliki desain konsep sesuai jurusannya.

Aku merupakan siswa kelas 2 dari jurusan Astronomi, bangunan kelasku di desain seperti gambaran alam semesta, penuh dengan patung-patung planet, bintang dan ornamen-ornamen lainya. Kemudian siswa-siswi yang ada di sekolah ini diwajibkan untuk tinggal di asrama sekolah hingga mereka lulus. Itulah mengapa lingkungan sekolah ini, terlihat seperti sebuah kota kecil yang di huni oleh banyak masyarakat.
 
"Planet apa yang sebaiknya aku angkat untuk presentasi besok ?" Tanyaku pada kedua temanku.
 
"Bagaimana kalo Jupiter?" Jawab salah seorang temanku
 
"Jupiter ? Tidak menarik, kau harus membahas tentang Satrunus " suara lain muncul 
memberikan pendapatnya.
 
"Apa kau bilang, Jupiter tidak menarik?"
 
"Tentu saja"
 
"Haha, lucu sekali bagaimana anak kelas mesin seperti mu bersikap seolah-olah tau mengenai planet dalam tugas anak astronomi"
 
"Setidaknya aku tidak menjawab asal-asalan seperti yang seseorang lakukan"
 
"Apa kamu bilang ?"
 
"Sudah cukup , jangan bertengkar lagi, kalian berisik"
 
Aku menghentikan pertengkaran konyol diantara kedua temanku ini. Sungguh mereka benar-benar menganggu ku malam ini.

Sebenarnya kami sangat akrab satu sama lain, hanya saja seperti pertemanan pada umumnya kami juga memiliki beberapa masalah dan aku sangat yakin mengatakan hal ini, bahwa jika kami terlibat dalam masalah mereka lah penyebabnya.

Kedua temanku masing-masing berada di jurusan yang berbeda, di asrama ini mereka adalah teman sekamarku. Dulu saat kami masih siswa baru suasana terasa sangat canggung diantara kami tapi dengan seiring berjalannya waktu, kami menjadi akrab dan bersahabat dekat.

Orang yang menjawab Satrunus tadi bernama Honoka. Ia adalah gadis keturunan campuran antara Jepang dan Jerman. Namun wajahnya benar-benar tidak mencerminkan kedua negara tersebut, bagaimana tidak, ia terlihat seperti seorang gadis Brazil, hanya saja bermata sipit.

Ia bersekolah di jurusan Teknik Mesin. Itulah mengapa penampilannya sedikit gagah. Tidak hanya itu, ia juga merupakan pemegang sabuk hitam dalam dunia karate dan hobinya adalah meminum susu pisang.

Selanjutnya, seseorang yang memiliki tinggi 155 cm dan merupakan seseorang yang paling pendek di antara kami. Namanya Pinky, ia merupakan siswa dari Jurusan musik. Ia memiliki penampilan yang sangat grily dengan rambut keriting ikal sebahu dan selalu mengenakan anting pita kapanpun dan dimanapun itu. Hobinya adalah berdandan, bagi Pinky berpenampilan cantik sudah seperti prinsipnya dalam menjalani hidup. Ia sangat pandai bermain gitar, tapi memiliki suara pas-pasan meskipun ia berasal dari kelas musik. Tidak hanya itu, diantara kami bertiga, ia merupakan orang yang memiliki kepercayaan diri paling tinggi, hal ini di buktikan karena setiap saat ia selalu mendeklarasikan diri sebagai wanita cantik yang setara dengan Taylor Swift. Dan kami pun hanya mengiyakan hal itu. Karena tidak mau memperpanjang masalah.

Sedangkan aku, aku masih belum yakin bagaimana cara untuk menjelaskan tentang diriku. Tapi yah , aku cukup yakin kalo aku itu cantik. Banyak orang mengatakan bahwa aku adalah seorang gadis imut dengan kepribadian aneh. 

Sejujurnya aku adalah tipikal gadis yang berpikiran sederhana. Aku sangat realistis dalam memandang sesuatu. Tak begitu ribet seperti gadis pada umumnya. Terkadang aku juga terlalu ekspresif dalam menyikapi sesuatu. Namun untuk beberapa hal, banyak orang mengatakan bahwa aku sangatlah kaku. Tidak kalah penting dari hal lainnya, aku merupakan seorang gadis yang sangat jujur dan tidak pandai dalam menyembunyikan sesuatu.

"Damaya, ayo kita tidur"
 
"Kalian tidur duluan aja, aku masih harus menyelesaikan tugasku"
 
"Baiklah, kalo begitu kami duluan"
 
"Selamat malam"
 
"Ya selamat malam"

Untung saja cuaca malam ini tidaklah hujan, jadi aku bisa mengerjakan tugas ini dengan tenang. 


************

~ Festival Kelas Musik

Pagi ini seperti biasanya, aku datang paling awal di antara teman yang lainnya. Aku duduk di meja paling depan dekat jendela.  Setelah kelas, aku berencana pergi ke kelas musik bersama Honoka, karena Pinky memberitahu kami bahwa tepat pada hari ini, kelas musik akan mengadakan sebuah festival musik.

Namun Pinky sepertinya lupa memberitahu kami, bahwa festival ini tidak bisa di hadiri oleh semua siswa melainkan festival khusus untuk anak musik. Untung saja, Honoka memberitahu ku hal ini. Jadinya sebelum pergi ke sana, kami telah membuat persiapan terlebih dahulu.

"Apa menurutmu ini tidak berlebihan" 

Aku memprotes bagaimana penampilan kami. Bagaimana tidak, kami berpenampilan seperti penyanyi rock yang sangat nyentrik dengan kacamata hitam dan parahnya lagi , gitar yang kami pegang bukanlah gitar keren ala anak rock melainkan gitar akustik lucu berwarna pink. Sungguh sejak dulu aku tidak pernah mengerti bagaimana selera fashion Honoka, dia benar-benar gadis aneh.

"Daripada kita tidak bisa masuk ? " Jawabnya padaku

"Baiklah, ayo kita pergi"

Aku mengalah dan menuju kelas musik bersama Honoka, itu karena aku malas berdebat dengannya. Lagian kami sudah telanjur mengenakan pakaian ini.

"Wow , penampilan kalian luar biasa sekali" Komentar penjaga gerbang kelas musik setelah melihat kami

"Yo, terimakasih " Jawab Honoka yang bersikap seolah-olah ia adalah seorang rocker sejati.
 
"Apa kalian juga akan tampil pada festival nanti ?" Tanya mereka

"Tentu saja bro" jawab Honoka lagi
(Aku benar-benar tertegun atas apa yang di lakukannya)

"Apa nama grup kalian baby?"

"The Clover"

Apa?? Honoka sepertinya telah kehilangan akal sehatnya, apa perlu berbohong sejauh itu.

Dan sepertinya kami juga akan mendapat masalah baru, karena nama kami di catat pada daftar list performer, aku khawatir jika mereka akan benar-benar memanggil kami nanti. Untuk mencegah situasi yang semakin parah, aku segera menarik Honoka pergi dari gerbang menuju ke dalam kelas musik.

"Apa kamu gila" aku memarahi Honoka atas tindakan yang dilakukannya

"Ayolah jangan marah, yang jelas kita sudah masuk kan"

"Bagaimana jika kita benar-benar di panggil"

"Sudahlah tenang saja, ayo kita lebih dekat dengan panggung"

Kami pun berjalan ke arah panggung, dan menikmati setiap pertunjukan yang ada, sejenak aku mencoba bersikap tenang sekali lagi dan mempercayai ucapan Honoka, Tapi firasat ku ternyata benar, seharusnya aku tak mempercayai  ucapannya sejak awal.
 
"Penampilan selanjutnya adalah THE CLOVER" terdengar suara MC memanggil nama kami.
 
Gawat, sungguh aku sangat syok, dan tak mampu bergerak saat ini. Dan aku menoleh pada Honoka, dan sepertinya dia juga tak kalah syok . Kami hanya saling menatap tanpa mengatakan sepatah katapun. Kami ingin kabur, tapi MC tersebut mengenali kami dan memaksa kami naik ke atas panggung. Apa yang akan terjadi pada kami, nasibku benar-benar buruk hari ini. 
 
"Penampilan costum yang sangat keren, lagu apa yang akan kalian tampilkan?"
 
".........." Kami terdiam mendengar pertanyaan dari MC dan sangat bingung untuk menjawabnya. Bagaimana tidak, semur hidup kami tidak pernah bermain gitar sebelumnya. Tapi sekarang kami dipaksa untuk tampil di panggung ini, parahnya lagi tanpa persiapan. Haruskah kami jujur saja, jika kami bukanlah anak musik.
 
"Your Smile" Tiba-tiba sebuah suara muncul dari arah samping panggung.
 
"Judul lagunya Your Smile, dan kami akan menyanyikannya"
Suara itu berasal dari seorang pria tinggi dengan wajah tampan dan matanya sangat indah seperti kacang kenari. Ia dan beberapa temannya naik ke atas dan sekarang berdiri di samping kami. Pria itu mendekat padaku dan membisikkan sebuah kata di telinga ku,
 
"Jangan khawatir, kamu pura-pura bermain saja"
Aku hanya bisa mengangguk patuh setelah  mendengarnya.
 
"Kyaaaaaa........Light, Light, Light !!! " tiba-tiba terdengar suara riuh dari penonton, apa mereka memanggil nama pria yang berdiri di samping ku ini. Dalam hati aku berfikir, mungkin orang ini adalah yang paling populer di kelas musik. Tapi apapun itu, aku sangat berterimakasih padanya. Karena berkat dia, aku dan Honoka tidak harus bernyanyi. Kami hanya berdiri diatas panggung bersama mereka, sambil berpura-pura bermain gitar.
 
Setelah penampilan kami selesai, kami pun bergegas turun dari panggung. Dan Pria itu bersama teman-temannya tetap melanjutkan penampilan dengan lagu lain. Aku melihat penampilannya dan itu sungguh menakjubkan..
 
Suaranya sangat bagus dan permainan gitarnya pun begitu memukau..
Dia sangat hebat, diatas panggung ia terlihat bersinar terang seperti cahaya. Kurasa nama Light benar-benar cocok untuknya.
 
Setelah melihat penampilan pinky, kami pun bergegas pulang menuju asrama, karena waktu telah menunjukkan pukul 9 malam .
 
"Kalian benar-benar gila tadi" suara pinky mengejek kami
 
"Ini semua salah Honoka, jika saja dia tidak membuat kebohongan yang berlebihan maka kami tak perlu mengalami hal itu" jawabku
 
"Berhenti menyalahkanku, bukankah kita baik-baik saja sekarang" Honoka pun memprotes jawabanku
 
"Oke, oke , yang jelas kita terselamatkan karena pria itu"
 
"Maksudmu Light, aku yang memintanya untuk membantu kalian" kata pinky
 
"Apa nama aslinya benar-benar Light" Jawabku penasaran
 
"Iya, dia adalah pangeran dari kelas musik dan dia sangat terkenal di jurusan kami. Banyak orang menganguminya dan ia terkenal sebagai pria berhati dingin, banyak wanita yang mendekati nya tapi tak ada satupun yang berhasil, akupun juga heran kenapa dia mau membantu ku untuk menolong kalian" 
 
"Mungkin dia hanya pria aneh" jawab Honoka
 
"Dia tampan" kataku
 
"Wah kau tak pernah mengatakan hal ini pada seorang pria sebelumnya, apa kau menyukainya hah ?" Kalimat Honoka membuat ku sedikit tertegun.
 
Tapi aku tak menjawabnya dan terus melanjutkan perjalanan.
Sepanjang perjalanan mereka terus-menerus mengejekku. Rasanya benar-benar berisik. Tapi aku suka hari ini, karena banyak hal menarik telah terjadi.


***************

~ Hari yang Mengejutkan
"Kenapa sih hari Kamis selalu turun hujan, dan lagi hujannya sangat deras"
 
Di pagi hari aku telah mendengar keluhan dari Pinky, seperti biasanya dia akan selalu berisik saat hujan turun. Itu karena dia merasa sangat kesal karena make up nya akan luntur. Padahal menurutku, ia seharusnya tak perlu menghawatirkan itu. Karena make up nya pun juga tipis bagaimana mungkin itu akan luntur. Lagipula kami juga membawa payung. Sungguh dia terlalu cemas.
 
"Berhenti mengeluh, ayo kita berangkat" 
Honoka menegurnya sambil memberi Pinky payung. Kelas mereka searah jadi mereka selalu berangkat bersama, sedangkan kelasku berlawanan arah jadinya aku selalu berangkat sendiri.
 
"Damaya kami pergi dulu ya" kata Pinky
 
"Yah, hati-hati" jawabku singkat.
 
Hujan begitu deras, dan aku harus membawa tugas fisika yang begitu berat. Benar-benar cobaan di pagi hari. Aku berjalan menerobos hujan dengan membawa payung favorit ku bergambar bintang-bintang langit. Di perjalanan menuju kelas, aku melihat seorang pria meletakkan payung nya pada sebuah box yang berada di pinggir jalan lalu berlari melewati hujan dengan menaruh tas di atas kepalanya.   Karena penasaran aku pun melihat isi dari box itu, betapa terkejutnya aku bahwa itu adalah anak kucing.
 
Sejak dulu , aku selalu takut pada kucing. Tapi melihat kucing itu kedinginan di dalam kotak, aku merasa kasihan padanya. Jadi pria itu mencoba menolong kucing ini dari hujan. Wah dia baik sekali pikirku dalam hati.
 
Karena sudah terlambat, aku harus buru-buru menuju kelas. Tapi aku terhenti sejenak, saat melihat kartu siswa yang jatuh di samping kardus kucing itu. Kartu itu pasti milik pria tadi dan aku membaca nama pemiliknya. Kartu ini milik Light dari kelas musik.
Aku menaruhnya ke dalam kantong, dan segera berlari menuju kelas. Aku akan mengembalikannya nanti.
 
Teng ... Teng... Teng...
 
Bel pulang sekolah pun telah berbunyi, aku bergegas keluar dan menuju kelas musik untuk mengembalikan kartu Light yang terjatuh, sebelum kelas musik pulang. Sebenarnya Kelas antariksa selalu memiliki waktu 1  jam lebih awal dari kelas lain jika terkait jam pulang sekolah. Itu karena kami terkadang harus masuk kelas malam untuk mempelajari bintang. Itulah mengapa kami mendapat perlakuan khusus dari sekolah terkait jam pulang.
 
Seperti biasa, saat memasuki wilayah kelas musik, kita akan mendengar suara alat musik dengan melodi yang begitu indah di mainkan.  

Aku memutuskan untuk menunggu pria itu di depan gerbang kelas sambil menikmati alunan musik yang ada.
 
Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, satu persatu siswa kelas musik telah keluar dari kelasnya. Mereka keluar kelas dengan membawa masing-masing alat musik di pundak mereka.
 
Setelah melihat sosok yang ku cari, aku segera berlari ke arahnya.
 
"Light" panggilku, kemudian dia menoleh ke arahku.
 
"Apa kau memanggilku" katanya
 
"Iya, aku ingin mengembalikan ini padamu"
Dengan segera aku mengambil kartu nya di dalam tasku , dan memberikannya.
 
"Ini milikmu, tadi terjatuh di dekat kotak kucing dan aku menemukannya"
 
"Terima kasih" kemudian ia mengambil kartu itu dan memasukannya ke dalam kantong.
 
"Sama-sama" jawabku
Aku pun tersenyum padanya. Namun ia tak membalas senyuman ku dan langsung berbalik pergi.
 
Aku merasa sedikit kesal melihat hal itu, dan langsung berbalik pergi dengan langkah kaki yang cukup lebar. Ternyata benar kata Pinky, ia hanyalah sosok pria berhati dingin.
Di tengah kekesalan, tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkah kaki ku.
 
"Damaya" aku mendengar seseorang memanggil namaku dengan cukup keras. Jadinya aku menoleh kebelakang lagi untuk melihat siapa orang yang telah memanggil ku.  

"Damaya itu namamu kan" katanya.
Betapa terkejutnya aku bahwa orang itu adalah Light, seseorang yang baru saja mengabaikan senyuman ramahku. 
 
Dia tersenyum kecil padaku. Dan berkata lagi,

"Sangat imut"

 
Setelah mengatakan hal tersebut, Kemudian ia berbalik pergi meninggalkan ku yang 
terdiam seperti batu di tengah-tengah kerumunan siswa kelas musik.


"APAAA........"
"DIA TAU NAMAKU !!!!!" 


**************
Cerita Bersambung dibawah ini...........

 



Chapter 01 : Persiapan Festival Sekolah

.".................."

"Damaya" teriakan seseorang tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
Dan itu suara pinky,
 
"Ngapain kamu di kelas musik ? "
 
"........."
 
"Apa kamu kesini untuk menjemput ku ?"
 
"......."
 
"Ah iya, aku kesini untuk menjemput sahabat ku yang cantik ini" jawabku, meski tak berniat ingin menjemputnya.
 
"Ah aku memang cantik, ayo kita pergi. Karena Honoka memiliki kegiatan eskul di sore ini, jadi kita tak perlu menunggunya"
 
"Oke" Aku tak berani menceritakan hal tadi pada pinky, hanya saja aku sangat bingung sekarang. Light, tau namaku. Bagaimana bisa. Dan lagian apa maksudnya tadi. Sangat imut ?, Itu untukku atau untuk namaku. Aku bingung ...
 
"Damaya ayo kita mampir ke kantin sebelum pulang" ajak Pinky
 
"Ayo, kebetulan aku juga sangat lapar"
 
"Karena kamu telah menjemput ku hari ini, aku akan mentraktir mu makan"
 
"Wah terimakasih"

Kami pun bergegas menuju kantin kelas musik, ini pertama kalinya bagiku menginjak kantin ini. Suasananya sangat santai, bahkan kita dapat mendengar lagu akustik yang dimainkan secara langsung disini.
 
Berbeda dengan kelas Astronomi yang penuh dengan ornamen-ornamen dari galaksi, kelas musik dipenuhi hiasan note balok di sepanjang kelas mereka. Dan menurut ku, itu sangatlah menyenangkan untuk dilihat. Selain itu, disini kita juga dapat mendengar pertunjukan musik gratis.
 
"Kamu mau makan apa ? " Tanya pinky padaku
 
"Aku mau nasi cumi aja dan minumnya lemon tea ya"
 
"Oke, aku ke depan dulu untuk memesan. Kamu disini aja, jagain tempat duduk kita"
 
"Sip bu Pinky" bergaya imut sambil memberikannya salam hormat.
Sambil menunggu Pinky, lebih baik aku membaca buku.
 
"Kyaaaaaaaaaaaaa......."
 
Sebuah teriakan keras tiba-tiba memenuhi kantin ini dan sontak membuatku begitu terkejut. 
 
"Lihat itu Light"
 
"Dia sangat tampan"
 
"Pangeran kami"
 
"Kyaa.... Light...."
 
Teriakan itu berasal dari para gadis yang ada di kantin ini, dan mereka menyoraki seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kantin. Pria itu adalah Light.
 
"Dia begitu terkenal" Gumanku setelah melihat situasi yang baru saja kulihat.
 
"Pesanan sudah datang" teriak pinky dengan baki makanan di tangannya.
 
"Wah cepat juga" Pujiku
 
"Tentu saja, Pinky tak perlu mengantri di kantin ini"
 
"Itu karena kau terlihat seperti pegawai disini" jawabku
 
"Yahhh.. aku ini cantik"
 
"Tidak ada hubungannya" kataku lagi
 
Kami langsung tertawa kecil setelah itu. Benar-benar obrolan yang tidak jelas. Kami pun mulai menikmati makanan yang ada. Jujur rasa makanan di kantin ini cukup enak.
 
"Temanmu benar-benar terkenal ya" aku memulai obrolan lagi
 
"Light maksudmu ? " Pinky balik bertanya padaku sambil mengangkat sendok ice creamnya.
 
"Iya, siapa lagi. Karena dia, sekarang musik akustik ku yang indah berganti menjadi teriakan para gadis yang memujanya" Sebenarnya aku tak benar-benar protes untuk masalah ini. Hanya saja aku ingin tau sedikit tentang pria itu.

"Ini sudah sering terjadi, bahkan para gadis itu membuat grup rahasia yang diberi nama Tim Istri Light"
 
"Wah bukankah itu sedikit berlebihan" Jawabku dengan sedikit ekspresi tak percaya. 
 
"Untuk pria setampan dia, menurutku itu wajar. Tapi aku tak pernah melihatnya menginjak kantin sebelumnya"
 
"Hah, benarkah ? " Tanyaku penasaran
 
"Iya, dia tak pernah pergi ke kantin, tapi mengapa hari ini dia kesini,"
Mendengar jawaban pinky, aku pun mulai sedikit penasaran.
 
"Pinky"
 
"Apa ? "
 
"Boleh aku bertanya padamu tentang sesuatu?"
 
"Apa ? "
 
"Mmmmmm ....."
 
".............., Cepat katakan"
 
"Apa aku cukup populer di kelas musik?"
 
"..............."
 
" Hahhahahahhahhaha....."
 
"Apa maksudmu ? Apa kau sedang narsis Damaya"
 
Mendengar pertanyaanku, pinky langsung tertawa terbahak-bahak sambil mengejekku narsis. Sungguh temanku yang satu ini. Dia Menyebalkan. Aku pun langsung mengeluarkan wajah cemberut padanya. Dan melihat wajahku, akhirnya dia berhenti tertawa.
 
"Oke, oke , aku tidak akan tertawa lagi"
 
"Tapi ada apa ? , Kenapa tiba-tiba kau bertanya hal seperti itu"
 
"Karena tadi ada salah satu temanmu yang memangil namaku, jadi kupikir aku cukup populer di kelas musik. Sampai-sampai dia tau namaku, sedangkan aku kan anak kelas Astronomi"
 
"Benarkah, siapa temanku itu ?"
 
"Light"
 
Mendengar jawabanku, pinky langsung memuntahkan ice cream dari mulutnya dan itu mengenai tanganku.
 
"Isshh .. jorok banget sih" aku protes padanya

"Tunggu, Light kamu bilang ?"
 
"Iya, kenapa ?"
 
"Benarkah itu"
 
"Apa aku tak sengaja menceritakan teman-teman ku padanya ya, hingga dia tau namamu, tapi aku tidak begitu dekat juga dengannya..... "
 
"Bagaimana aku tau, bukannya kau yang harusnya lebih tau"
 
"Tapi apa dia benar-benar memanggil namamu"
 
"Iya"
 
"Kapan ?"
 
"Tadi di depan gerbang, sebelum kau muncul"
 
"Hah ? Tapi kenapa ?"
 
Aku tak ingin menceritakan hal itu pada pinky, tapi jika aku memilih merahasiakannya maka dia akan menganggu ku dengan ribuan pertanyaan seharian. Jadi aku akhirnya memutuskan untu menceritakan semua kejadian tadi padanya.
 
"Seperti sinetron saja" kata pinky
 
"Kalau begitu lupakan" jawabku kesal
 
"Jangan marah temanku, aku hanya bercanda"
 
"Baguslah, akupun juga bercanda" Sambil tersenyum smirk padanya.
 
"Eh lihat itu, bukannya kau memakai bet nama" pinky menunjuk bet nama yang 
terpasang di seragam ku.
 
" iya aku memakainya" aku bahkan lupa kalo ada bet nama ini di seragamku.
 
"Mungkin karena itu, dia tau namamu"
 
"Apa iya ?"
 
"Apa kau berharap sesuatu yang lain ?"
 
"Tidak , syukurlah kalo begitu, aku hanya terkejut saja."
 
Bodohnya aku, bagaimana bisa aku tak menyadari hal ini. Tentu saja dia tau namaku, itu pasti karena bet nama ini.
 
Hari ini sangat memalukan bagiku, bagaimana bisa aku terlalu banyak berfikir tentang Light yang tau namaku.
 
Setelah selesai makan, aku dan pinky pun pulang menuju asrama. Disepanjang jalan wajahku memerah karena malu, itu karena hal tadi. Lain kali aku tidak akan berfikir secara berlebihan lagi.

*******************

(Esok hari di kelas Astronomi kelas 2, ruang lab Fisika)

"Anak-anak hari ini ibu akan memilih satu orang dari kelas kita sebagai perwakilan untuk panitia festival sekolah"
 
Siang ini, kelas kami sedang belajar fisika. Namun suasana hari ini tampak begitu riuh. Bagaimana tidak, di tengah-tengah pelajaran, Bu Yuji tengah mengumumkan pemilihan kandidat perwakilan kelas yang akan mewakili kami menjadi panitia untuk acara festival sekolah.
 
Selama ini, aku tidak pernah ikut perwakilan apapun. Itu karena, aku sangat malas pada kegiatan-kegiatan semacam itu. Lebih tepatnya, aku tidak begitu suka berorganisasi.
Jadi ayo akhiri pemilihan ini dengan segera. Siapapun yang terpilih tak menjadi masalah bagiku, asal orang itu bukan aku.
 
"Damaya, kamu yang akan menjadi perwakilan kelas untuk kali ini" Tunjuk Bu guru padaku. 
Semua siswa menengok ke arahku dengan terkejut, hei bukankah aku disini yang seharusnya terkejut. Mereka benar-benar mengeluarkan ekspresi yang berlebihan.
 
"Maaf Bu, apa tidak sebaiknya siswa yang lain saja. Karena saya sendiri tidak memiliki pengalaman apapun" Jawabku dengan jujur.
 
"Justru karena kamu tak pernah ikut, makannya ibu memilihmu"
 
"Tapi Bu... "
 
"Ikut atau ibu akan memberimu nilai F untuk pelajaran ibu"  

Aku tersentak mendengar apa yang dikatakan ibu guru itu padaku dan dengan terpaksa menerimanya. Yah setidaknya hal ini tidak lebih buruk daripada mendapat nilai F untuk pelajaran fisika.
 
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Jika hari biasa, aku akan langsung kembali ke asrama. Di hari ini pun aku juga telah merencanakan cara bagaimana menghabiskan hariku yaitu dengan membaca buku Astronomi yang kemarin baru saja aku beli.
 
Tapi sialnya, hari ini adalah rapat pertama panitia festival sekolah. Jadi aku harus bersiap pergi ke gedung olahraga, yang merupakan tempat rapat pertama kami.
Gedung olahraga berjarak cukup jauh dari kelas Astronomi, tapi aku sudah terbiasa berjalan kaki ke sini. Karena setiap perlombaan olahraga, aku Pergi untuk mendukung Honoka dalam perlombaan karate.
 
Sebenarnya menjadi perwakilan kelas, sedikit membuat ku gugup. Karena sudah terlanjur, gugup adalah hal yang tidak di perlukan. Itulah bagaimana caraku meyakinkan diri untuk menangani situasi saat ini. 
 
Kini aku sudah sampai di ruang pertemuan. Saat aku masuk ke dalam ruangan, terlihat seorang pria sedang mengenakan headset di kepalanya. Ia begitu asyik mendengarkan musik, sampai tak menyadari keberadaan ku.
 
Tanpa basa-basi aku segera duduk di sisi lain darinya. Aku hanya menatapnya dengan sedikit heran, itu karena dia sangat fokus dengan apa yang di dengarnya dan sama sekali tidak memperhatikan apa yang ada di sekelilingnya.
 
Tak lama kemudian, satu persatu siswa perwakilan kelas mulai berdatangan. Kurang lebih terdapat 21 perwakilan yang ada di sini, ditambah beberapa Anggota OSIS sekolah yang bertugas sebagai komando jalannya festival nanti.
 
Dari semua peserta, ada satu orang yang menarik perhatianku kali ini yaitu siswa perwakilan dari kelas musik yaitu Light. Melihatnya lagi hari ini membuat ku sedikit malu, itu karena kebodohan yang ku lakukan kemarin.
 
Setelah semua orang berkumpul, Kami pun segera memulai rapat yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam lamanya. Rapat di pimpin oleh ketua OSIS. Dengan hasil keputusan rapat, bahwa tema festival sekolah tahun ini adalah "Beautiful Word". Dan kami di bagi menjadi beberapa divisi, satu divisi terdiri atas 2 orang sebagai kordinator.
 
Aku di tunjuk sebagai kordinator divisi Promosi bersama satu orang lagi, yang merupakan pria aneh dengan headset di kepalanya. Sebenarnya aku cukup heran kenapa aku di tunjuk sebagai kordinator promosi, kedengarannya tidak cocok untukku yang merupakan anak kelas Astronomi. Menurut ku tugas ini, akan lebih sempurna di jalankan oleh anak-anak kelas Film ataupun kelas Bisnis.
 
Sedangkan untuk Light, ia masuk ke dalam divisi penampilan acara, tentu saja karena dia adalah anak kelas musik. Faktanya tidak ada kelas yang cocok selain kelas musik jika berbicara tentang panggung.
 
Setiap kordinator mulai berdiskusi satu sama lain, aku pun juga harus bergerak.
Aku menghampiri pria yang di pasangkan denganku sebagai kordinator promosi, dan mencoba berbasa-basi dengannya :
 
"Hei, nama kamu siapa ? Aku Damaya. Kita satu divisi, mohon kerjasamanya"
 
Aku menggunakan teknik keramahan padanya. Terpaksa ku gunakan karena sepertinya dia adalah tipikal orang yang sulit di dekati.
 
"Gadis menyebalkan" jawabnya padaku
 
Mendengar jawabannya membuat ku ingin memakinya saat ini juga. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu pada seseorang yang bahkan tidak ia kenal dan mencoba untuk menyapanya dengan ramah. Aku menahan emosiku dan membalas perkataannya dengan tersenyum kecut sambil berkata :
 
"Haha, kau suka bercanda juga ternyata"
 
Ketika aku mencoba mencairkan suasana, lagi-lagi aku melihat wajahnya menunjukkan hal yang tak ramah padaku. Oh Tuhan sepertinya aku benar-benar tidak akan cocok bekerja sama dengannya. Ditengah ke jengkelan yang kurasakan, tiba-tiba datang seorang gadis dengan wajah jutek mirip kartun Angry Bird menghampiri kami.
 
"Maafkan dia Damaya, temanku ini sangatlah pemalu, namanya Kenan" kata gadis itu padaku
 
"Baiklah, tidak apa-apa, salam kenal ya Kenan"
 
Dalam hati aku sedikit heran bagaimana bisa gadis itu tau namaku, apa kami pernah bertemu sebelumnya. Tapi di banding hal itu,  wajah pria menyebalkan yang ada di depan ku ini lebih menarik perhatianku. Dan lagi apa dia bilang tadi, pemalu hah.. apa itu tidak salah.
 
Aku benar-benar ingin memprotes ucapannya itu, tapi karena tidak ingin memperkeruh keadaan. Jadinya aku tak mengatakan apapun.
 
Akhirnya kami bertukar nomor, dan membuat janji akan membicarakan soal promosi festival lewat telpon nanti.
 
Hari ini terasa sangat melelahkan bagiku, di tambah aku memiliki banyak tugas yang harus di kerjakan. Sudah kuduga, menjadi panitia dari suatu acara bukanlah gayaku. Tak terasa waktu berjalan cukup cepat, dan hari pun sudah mulai gelap. Jam telah menunjukkan pukul 7 malam, kini saatnya aku pulang ke asrama.
 
Di tengah perjalanan, aku mengingat apa yang terjadi di rapat tadi.
 
(Kejadian saat Rapat)
 
"Siapa yang memiliki ide untuk tema festival sekolah kali ini" ketua OSIS memulai sesi diskusi kali ini.
 
"Bagaimana jika Bagunan" kata seorang perwakilan dari kelas Arsitektur
 
"Tidak, menurutku kekuatan makanan lebih baik" kata perwakilan kelas tata boga
 
"Kecantikan adalah tema yang paling pas" kata perwakilan dari kelas tata rias.
Masing-masing orang mulai mengemukakan pendapatnya. Sampai suatu ketika
 
"Bagaimana dengan kelas Astronomi, apa kamu memiliki ide untuk usulkan?" Tanya ketua OSIS padaku.
 
"Ehh.. bagaimana kalo Galaksi" Aku menjawab secara asal-asalan dengan suara cempreng yang sedikit melengking. Itu karena aku merasa kaget di tanya seperti itu.
 
Tiba-tiba seluruh anggota rapat tertawa mendengar  jawabanku, membuat ku sedikit kesal. Apa yang salah dari galaksi, bahkan saran mereka juga tidak bagus-bagus amat.
 
"Baik teman-teman sudah cukup tertawanya, ada saran lagi ? "
 
"Bagaimana kalo Beautiful Word" Tiba-tiba seseorang mengusulkan ide tersebut, ia adalah Light.
 
Aku bingung kenapa harus Word dan bukan World.
 
"Alasannya ?" Tanya ketua OSIS
 
"Kata memiliki kekuatan yang sangat menakjubkan dalam kehidupan kita" jawabnya singkat.
 
Mendengar jawabannya, seluruh anggota rapat pun langsung menyetujuinya. Sejujurnya jawaban light mengandung banyak makna yang berarti meskipun terdengar pendek, tapi kemampuannya untuk membuat setiap orang langsung setuju akan pendapatnya adalah hal yang cukup mengesankan. 
 
                                                       *************
Setelah berjalan kaki cukup jauh, akhirnya aku sampai juga di asrama. Saat aku datang, aku belum melihat kedua temanku itu jadinya aku langsung pergi mandi.
 
Kring.... Kring... Kring.... (Suara telepon berdering)
 
"Damaya telponmu berbunyi" teriak Honoka
 
"Angkat saja, aku masih mandi" jawabku padanya.
 
Setelah 30 menit, akhirnya aku pun selesai mandi.
 
"Siapa tadi ? " Tanyaku pada Honoka
 
"Dari Kenan, katanya besok ketemu di taman tulip jam 6 pagi"
 
"Apa ? Jam 6 pagi ?"
 
"Iya, dan aku sudah menyetujuinya"
 
"Hei... Kenapa kau menyetujuinya begitu saja"
 
" Kenapa, apa itu salah ? "
 
"Jelas lah, jam 6 pagi itu terlalu pagi, harusnya kau negosiasi untuk waktunya"
 
"Hehe , maaf sudah terlanjur"
 
"Baiklah, lupakan"
 
"Ngomong-ngomong dimana pinky ?"
 
"Dia pergi untuk latihan gitar bersama teman-temannya" jawab honoka
 
"Oh begitu, kalo begitu aku mau tidur duluan"
 
"Ya tidurlah"
 
"Salamat malam"
 
Malam ini turun hujan begitu deras, jadinya aku tertidur dengan sangat nyenyak.

                                                      ****************

(Taman bunga tulip Harwa High School berlokasi cukup jauh dari asrama Damaya, membutuhkan waktu sekitar 17 menit untuk sampai kesana. Taman ini sangat indah dengan ribuan bunga tulip beraneka warna.)

Waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi, aku telah sampai di taman bunga tulip untuk menemui Kenan.

Jika dipikir-pikir, rasanya sudah lama aku tak kesini. Taman ini semakin cantik dari terkahir kali kulihat. Bunga-bunga nya tersusun rapi dan membentuk ornamen seperti hati, pohon dan huruf.
 
"Gadis menyebalkan"
 
Suara ini datang dari seorang laki-laki yang mengajakku bertemu sepagi ini. Tapi mulutnya benar-benar tidak sopan.
 
"Tidak bisakah kau memanggilku dengan sebutan namaku" protesku padanya
 
"Tidak" ia langsung pergi melewatiku sambil memberi isyarat untuk aku mengikutinya.
Dengan sedikit sebal, aku pun mengikutinya.
 
"Hey, Kamu berdiri di situ" perintahnya padaku
 
"Tidak bisakah kau menyuruhku dengan sedikit sopan"
 
Mendengar jawabanku ia hanya menatap ku dengan tatapan menyeramkan, dan membuat ku terpaksa menuruti perintahnya.
 
"Berposelah dengan benar"
 
"Heyy... Aku sedang berusaha disini"
 
Sebenarnya apa yang kami lakukan, kenapa aku seperti sedang melakukan photo shoot disini. Dan lagian aku juga bukan model, wajar bukan kalo aku tidak begitu pandai dalam berpose.
 
Satu jam aku berpose di berbagai sudut taman ini, dan aku pun masih belum tau tujuan mengapa kita harus melakukan hal ini.
 
Aku mau bertanya padanya, tapi wajahnya begitu serius saat memegang kamera, jadi aku memutuskan untuk tidak bertanya dulu.
 
"Seperti Canopus" ia mengatakan itu padaku setelah melihat hasil foto-foto yang diambilnya.
 
Mendengar kalimat nya aku tertawa keras. Dan membuatnya kaget.
 
"Kenapa kau tertawa"
 
"Sekarang aku tau, kau benar-benar pemalu"
 
"Apa maksudmu"
 
"Apa kau lupa , kalo aku adalah anak astronomi" aku mengatakan hal ini dengan wajah percaya diri dan sedikit sombong. Sebenarnya aku hanya ingin menggodanya saja.
 
"Sudah , ayo pergi" ia mengalihkan padangan matanya nya dariku dan bergegas Pergi.
Apa kalian tau, Canopus adalah bintang paling terang pada rasi Carina. Bintang itu berada di urutan ketiga sebagai bintang paling terang di semesta ini. Setelah Matahari dan Sirius. Yang artinya dia memuji ku. Tapi aku ingin tau, kenapa harus Canopus.
 
"Hei, untuk apa foto-foto itu" tanyaku padanya
 
"Membuat poster promosi" jawabnya singkat
 
"Apa, poster promosi ? , Hey bukannya kita harus menyewa model cantik saja. Kenapa harus aku. Apa itu akan baik-baik saja"
 
"Menyebalkan"
Lagi-lagi ia mengatakan kalimat itu padaku. Apa aku semenyebalkan itu baginya.
 
"Kenan, apa kau serius menggunakan foto itu"
 
Ia tak menjawab pertanyaan ku, dan menunjukkan hasil jepretannya padaku. Betapa terkejutnya aku, di kameranya, aku terlihat begitu cantik dan bersinar.
 
"Tidak mengatakan apa-apa?" Tanyanya
 
"Bagaimana aku bisa secantik itu ?"
 
"Ini karena kameraku"
 
"Yah aku akui itu, boleh kah aku meminta foto-foto itu"
 
"Tidak"
 
"Hey, jangan pelit, lagipula itu juga foto-foto ku kan ? "
 
"Ini karya ku , bukan hanya sekedar fotomu, dan kebetulan kamu masuk dalam frame"
 
"Kebetulan ? , Kamu yang menyuruhku berpose sana sini tadi" jawabku dengan kesal
Ia hanya mengangkat bahunya dan mengabaikan ku.
 
Waktu telah menunjukkan pukul 8 pagi. Setelah dari taman tulip, ia mengajakku pergi ke kelasnya untuk membuat poster.
 
Aku baru tau, ternyata kenan adalah anak jurusan Film, tak heran mengapa kemampuan fotografi nya begitu bagus.
 
Kelas film berada di ujung kanan sekolah ini, dengan jarak kelas yang begitu jauh dari kelas lainnya. Kelas ini memiliki bentuk seperti labirin sarang lebah dengan poster-poster film di sepanjang dinding kelas. Rasanya seperti berada di dunia fantasi saja.
Akhirnya kami tiba di studio khusus pembuatan poster. Aku melihatnya membuat poster dengan begitu serius. Jadi aku hanya duduk sambil memperhatikannya.
 
Tiba-tiba ia menoleh padaku sambil mengerutkan dahi, dan kembali berbalik mengabaikan ku.
 
Apa sih maksudnya. Dasar pria aneh, Gumanku dalam hati.
 
Setelah menunggu sekitar 3 jam, akhirnya poster kami pun selesai.
 
Karena hari sudah mulai siang, aku berencana untuk pergi duluan. Dan berpamitan padanya.
 
Saat aku berpamitan, ia tak melihatku dan malah membuat gerakan tangan seolah-olah sedang mengusir seekor kucing. Melihatnya benar-benar membuat ku sakit kepala.
 
Siang ini, aku berencana pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Tapi aku lupa, kalau jarak perpustakaan dari kelas film sangatlah jauh. Jadi aku mengurungkan niatku untuk pergi kesana , dan memilih kembali ke asrama. Matahari begitu terik seolah membakar kulitku. Karena pria itu, aku harus berjalan kaki sejauh ini. 

Dia kan pria, tak bisakah dia menawarkan diri untuk mengantarkan ku pulang tadi. Sungguh tidak peka sekali.
 
Sesampainya di asrama aku langsung berbaring di atas kasur dan tidur.
Hari ini benar-benar melelahkan. 

******************

Bersambung.. 

Update 1 Minggu Sekali 


NOTE :
Dilarang keras memposting ulang karya ini tanpa izin penulis. Baca di Blog Saja ya
Terimakasih Telah Berkunjung  😄










Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer